Judul : Alat Ini Bisa Membunuh 70% Populasi Nyamuk , Namun Sayang Membutuhkan Biaya Tinggi
link : Alat Ini Bisa Membunuh 70% Populasi Nyamuk , Namun Sayang Membutuhkan Biaya Tinggi
Alat Ini Bisa Membunuh 70% Populasi Nyamuk , Namun Sayang Membutuhkan Biaya Tinggi
Jakarta,Sebuah alat perangkap nyamuk yg sedang diujicoba dan di teliti di Negri Kenya . Ujicoba alat ini mampu membunuh populasi nyamuk tapi biaya yg dikeluarkan tergolong mahal.
Dalam ujicoba yg dipublikasikan di jurnal The Lancet,peniliti gabungan dari Wageningen University , Belanda . dan beberapa peneliti dari Negara Kenya dan Swiss mendesain perangkap nyamuk berbentuk mirip lampu.
Perangkap nyamuk itupun dinamai solar-powered odour-baited mosquito tapping systems ( SMoTS ) menggunakan 5 bahan kimia yang baunya hampir sama dengan bau tubuh manusia dan bekerja dari tenaga matahari
Penelitian dilakukan selama 3 tahun ini dengan total alat yg sudah disebarkan sebanyak 4.358 buah untuk dibagikan ke setiap rumah, dengan total jumlah partisipasi sebanyak 34.041 orang
Hasil studi menyebutkan perangkap ini mampu membunuh populasi nyamuk hingga 70% . bahkan hasil lainnya mengatakan kasus terjadinya malaria di Rusinga Island,Lake Victoria dan tempat yg dilakukan penilitian menurun sebanyak 30%
Sayangnya Peneliti masih mencatat ada beberapa kekurangan perangkap nyamuk ini. Pertama, perangkap nyamuk ini hanya menggunakan energi yg bersumber dari panel tenaga matahari (solar panel) yang dipasang di atap rumah
"Keterbatasan dan ketersediaan biaya untuk pemasangan solar panel membuat biaya yang dibutuhkan lebih mahal,meskipun solar panel juga bisa digunakan untuk memberikan tenanga pada lampu / mengisi daya baterai telepon gengam di rumah. " ungkar seorang peneliti dari New York Times
Kedua, perangkap ini hanya efektif menjebak spesies nyamuk Anopheles funestus, salah saty vektor penyakit malaria di Negara Afrika. Padahal masih banyak jenis spesies nyamuk Anopheles lainnya yang juga merupakan vector penyakit malaria seperti Anopheles gambiae atau Anopheles arabiensis.
"Penelitian ini menghasilkan terobosan baru dalam pencegahan penyakit malaria, meskipun masih ada beberapa hal seperti biaya dan efektivitas yang masih harus dipikirkan." tulis peneliti
