Isi Surat yang Mengharukan dari Lin Dan ke Lee Chong Wei


Judul : Isi Surat yang Mengharukan dari Lin Dan ke Lee Chong Wei
link : Isi Surat yang Mengharukan dari Lin Dan ke Lee Chong Wei


Isi Surat yang Mengharukan dari Lin Dan ke Lee Chong Wei


DPO.Jakarta - Laga semifinal Olimpiade Rio 2016 antara Lee Chong Wei(Malaysia) vs Lin Dan (China), yang berlangsung Jumat (19/8/2016) yang berakhir dengan skor 15-21, 21-11, 22-20 buat kemenangan Lee menyisakan sejumlah cerita. Hasil itu membuat Lee berhasil menghapus trauma kalah di dua laga final Olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, dari Lin.

Kemungkinan besar duel kedua pemain terhebat di eranya itu adalah yang terakhir kali terjadi di Olimpiade. Usia yang telah menua, Lee (33) dan Lin (32) membuat mereka hampir pasti tak bisa bersaing dengan pemain lain yang lebih muda di Olimpiade Tokyo 2020.

Setelah Lin Dan kalah, beredar sebuah surat terbuka darinya buat Lee Chong Wei di dunia maya. Isinya cukup mengharukan.

Kedua pemain memang dikenal sebagai rival berat di lapangan. Namun di luar lapangan, mereka bersahabat. Mau tahu apa isi surat tersebut, ini dia:
Buat kakakku, Chong Wei:

Saat aku melihatmu melempar raket kemarin dan meloncat ke udara dengan teriakan kemenangan, sejujurnya aku sangat senang.
Kita berdua, sudah saling kenal selama 16 tahun, dulu saat kita masih muda dan bersemangat. Waktu itu, masih ada Taufik, Peter, kita berdua belum luar biasa. Aku menang di pertandingan pertama kita. Tapi tak ada diantara kita yang menyangka, setelah bertahun-tahun, aku memainkan begitu banyak pertandingan melawanmu.

Kita menang dan kalah. Tentu saja, ijinkan aku dengan sedikit rasa bangga menyebut aku lebih banyak menang. Tapi aku tak mau membicarakan lebih banyak lagi soal hasil itu. Karena hasil itu bukanlah ukuran lagi buat kita.

Beberapa orang menjulukiku Super Dan. Mereka ada yang merasa sedih untukmu. Karena keberuntunganmu terlihat lebih sedikit dariku. Di setiap pertandingan besar, aku menang darimu.
Aku tetap akan berterimakasih padamu. Selain semua kemenangan dan gelar juara, selalu ada hubungan yang hangat antara Lin dan Lee. Kita bisa seperti Ronaldo dan Messi, Larry Bird dan Magic Johnson, Federer dan Nadal, abadi karena eksistensi satu sama lain.

Karena kamu, aku menjadi diriku yang terbaik seperti sekarang. Aku mendapatkan hampir seluruh gelar juara, tapi aku tak pernah puas dan kendor.

Aku bisa saja menyanyikan lagu "Rasanya Kesepian Menjadi yang Tak Terkalahkan". Tapi kamu selalu ada, membuatku memeras keringat, menghadapiku di seberang net setiap aku melangkah ke final.
Kami selalu mengejarku dan aku tak akan membiarkamu lewat begitu saja. Kamu berlatih, aku berlatih. Kamu tak menerima kekalahan, aku juga tak mau kendor.

Itulah yang terjadi. Kini kita telah menjadi pria yang lebih tua. Banyak pemain muda sudah muncul. Sesekali, aku akan mengirim pesan padamu dan kita akan membicarakan tentang mereka, para pemain muda.
Mereka akan mengalami masa sulit, dengan banyak kompetisi untuk menuju juara. Keadaannya tidak akan seperti sekarang, dimana hanya ada aku dan kamu. Sejujurnya, keadaan itu terasa sedikit sunyi.

Tapi setiap kali aku menghadapimu, aku selalu bisa mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik. Hanya kamu yang sepadan untuk menghadapi semua hasil latihan yang telah kujalani dengan waktu lama.

Aku mencapai Rio, Olimpiade keempatku. Saat di perempat final, aku harus mengeluarkan kemampuan ekstra untuk mengalahkan anak muda asal India. Saat aku hampir menyerah, aku teringat janjiku untuk menghadapimu di semifinal.

Pertandingan ke-37 kita sudah berlalu, sama seperti pertandingan pertama kita. Sejujurnya, ketika aku terpeleset dan kalah darimu, aku tidak menyesal.

Kamu adalah rival terbesarku dan aku rela kalah darimu, tanpa penyesalan. Ketika aku memelukmu, aku merasakan 10 tahun bersamamu bukan sesuatu yang nyata, tapi mimpi.

Aku akan membawa kostummmu pada calon anakku dan memberitahunya: "Ada seorang paman yang terkenal dengan nama Lee Chong Wei, rival terbesar ayahmu sekaligus teman terbaik".

Bertemu denganmu di tahun-tahun terbaikku adalah keberuntungan buatku. Semoga berhasil di final.
Lin Dan

Namun harapan Lin Dan supaya rival terbesarnya mencapai sukses di final ternyata tak menemui kenyataan. Pada laga puncak, Lee kalah dari Chen Long, yang merupakan junior Lin Dan, dengan skor 18-21, 18-21. Alhasil, Lee terpaksa menutup karir di Olimpiade dengan kekecewaan karena hanya bisa meraih tiga medali perak, tanpa pernah bisa meraih medali emas.

Entri yang Diunggulkan

Snowflake Wallpaper

This Picture is ranked 13 by Bing.com for KEYWORD snowflake, You will find this result at Bing.com. Picture META DATA FOR Snowflake Wallpap...