Judul : Yang Hendak Melakukan Ta'aruf, 7 Pertanyaan Berikut Wajib Diajukan Agar Tak Menyesal Nantinya
link : Yang Hendak Melakukan Ta'aruf, 7 Pertanyaan Berikut Wajib Diajukan Agar Tak Menyesal Nantinya
Yang Hendak Melakukan Ta'aruf, 7 Pertanyaan Berikut Wajib Diajukan Agar Tak Menyesal Nantinya
Untuk mengetahui kepribadian ataupun kebiasaan calon pasangan, bisa dengan menanyakannya secara langsung ataupun bisa juga bertanya kepada orang-orang terdekatnya. Namun saat melakukan ta’aruf, jangan lupa untuk mengajukan 7 pertanyaan ini kepada calon pasangan agar tidak menyesal di akhirnya.
1. Pemahamannya Tentang Keluarga Dan Visi Misi Dalam Pernikahan
Ungkapan “Selamat menempuh hidup baru” bukanlah omong kosong belaka karena sesungguhnya menikah merupakan fase awal seseorang memulai kehidupan yang berbeda. Karenanya diperlukan pasangan yang memiliki visi misi maupun tujuan yang matang serta sejalan dengan yang kita harapkan.
Tanyakanlah kepada calon pasangan mengenai pendapatnya tentang ‘keluarga’, baik secara agama maupun secara global. Dengan begitu kita bisa mengetahui sejauh mana pengetahuannya.
2. Ibadah Yang Dijalaninya
Pertanyaan ini memang perlu diajukan karena ibadah menjadi pondasi yang penting untuk membuat rumah tangga yang beriman serta menjadi sumber keimanan bagi keturunannya kelak.
Pertanyaannya pun harus spesifik seperti berapa lembar Qur’an yang dibaca setiap hari ataupun apa saja ibadah sunnah yang dijalankan.
3. Pemahaman Calon Pasangan Tentang Perannya Dalam Rumah Tangga Dan Hak Kewajiban Suami Istri
Ta’aruf memang selangkah lebih dekat menuju pernikahan sehingga pemahaman tentang peran masing-masing dalam rumah tangga harus diketahui sejak dini. Tak hanya itu saja, calon pasangan juga harus mengetahui apa saja hak dan kewajibannya maupun pasangan sehingga nantinya bisa saling bertanggung jawab dengan perannya masing-masing.
Sebagai bahan perbandingan dengan kemampuan diri, cobalah bertanya tentang kriteria yang diinginkannya. Dengan begitu komunikasi awal bisa sedikitnya terbuka dan mengukur diri masing-masing.
4. Cara Mengatur Emosi Dan Konflik
Rumah tangga yang dibangun akan selalu dilanda konflik, entah itu besar maupun kecil. Karenanya sejak awal kita harus menanyakan kepada calon pasangan mengenai sikapnya dalam mengatur emosi atau konflik.
Tanyakan juga hal yang dapat memicu emosinya atau bagaimana ia menyikapi masalah yang menimpa diri, apakah berdiam diri saja atau senang mengungkapkannya kepada orang terdekat? Dengan begitu kita bisa belajar memahami pasangan ketika memang benar-benar terjadi konflik.
5. Pemahaman Cara Mengatur Diri Maupun Keuangan
Mengetahui pengaturan diri calon pasangan menjadi penting untuk diketahui karena nanti ia akan menjadi pasangan hidup yang sebisa mungkin sejalan dengan tujuan yang kita harapkan. Agar tidak tersinggung, cobalah untuk menanyainya seputar aktivitas sehari-hari dan apa yang dilakukan ketika waktu senggang.
Tanyakan juga mengenai pribadinya dalam mengatur keuangan. Dengan menanyakan beberapa hal tersebut, kita jadi lebih mengetahui keseharian calon pasangan dan seberapa jauh kedisiplinannya.
6. Hubungannya Dengan Keluarga
Pernikahan dalam Islam bukan hanya menghubungkan dua orang saja, namun juga dua keluarga. Tentunya hubungan antara banyak orang tersebut harus dalam keadaan harmonis. Karena itu tanyakan hubungan calon pasangan dengan keluarga inti ataupun yang lainnya.
Cobalah tanyakan juga mengenai peran keluarga dalam menentukan keputusan yang dianggap penting bagi calon pasangan seperti karir, pendidikan ataupun jodoh. Dengan begitu kita bisa mengetahui pola komunikasi yang terbangun minimal dalam keluarga intinya.
7. Pemahaman Tentang Diri Dan Masa Depan
Hal lain yang harus ditanyakan adalah mengenai dirinya dalam segi kelebihan maupun kekurangan. Selain itu tanyakan juga mengenai harapannya dimasa depan minimal untuk dirinya sendiri. Terlebih jika calon pasangan memiliki karir yang ingin dicapai agar kita bisa mengetahui kapasitas untuk mendukungnya kelak.
Meski hanya beberapa, namun dalam prakteknya diperlukan kesabaran dan pemilihan waktu yang tepat agar jangan sampai tujuan yang hendak dicapai justru terpotong di tengah jalan. Selain itu mengubah cara pandang yang benar membutuhkan waktu sehingga calon pasangan bisa dewasa secara mandiri. Wallahu A’lam (www.dakwahmedia.net)
Sumber : kabarmakkah